MAKALAH PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN GAS SO2
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan
bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang
penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat
memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan
antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai
kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang
dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh
berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Gambar 1. Sumber sumber
pencemaran udara
Udara
merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan
Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan
salah satu dari sepuluh program unggulan.
Tingkat pencemaran udara di
Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia
menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. World
Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar
polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Rekor
yang sangat membuat kita prihatin.
Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan
oleh Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan), Jawa Barat menduduki peringkat polusi udara tertinggi di
Indonesia.
Dari semua penyebab polusi udara
yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara
tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen. Hal ini diakibatkan oleh laju
pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian besar
kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat
perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik (misalnya kadar timbal yang tinggi). Kebakaran hutan dan industri juga turut berperan.
Pertumbuhan pembangunan
seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif namun
disisi lain akan memberikan dampak
negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang
terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit. Diperkirakan
pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan kendaraan bermotor
akan meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada
tahun 2020.
Secara umum terdapat 8 parameter
pencemar udara yaitu, debu, NH3, Pb, CO, SO2, hidrokarbon, NOX, dan H2S, yang
secara bersamaan maupun sendiri-sendiri memiliki potensi bahaya bagi
lingkungan, yang meliputi dampak bagi kesehatan masyarakat, hewan, tanaman
maupun bagi material (benda) seperti bangunan, logam dll.
Dalam makalah ini akan membahas lebih
spesifik tentang penyebab pencemaran yang disebabkan oleh gas SO2 , Gas
SO2 (sulfur
dioksida), merupakan gas polutan yang banyak dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak, gas, batubara,
maupun kokas. Disamping SO2, pembakaran ini juga menghasilkan gas SO3, yang
secara bersama-sama dengan gas SO2 lebih dikenal sebagai gas SOx (sulfur
oksida )
2. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah
dampak dari pencemaran udara yang disebabkan oleh gas SO2?
2.
Bagaimana upaya untuk mengatasi
pencemaran udara yang disebabkan oleh
gas SO2?
PEMBAHASAN
Udara
adalah suatu kesatuan ruangan, dimana makhluk hidup berada di dalamnya. atmosfer
merupakan lapisan udara yang mengandung campuran gas yang terdiri dari sekitar
78% Nitrogen, 20% oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon monoksida dan sisanya
terdiri dari Neon, Helium, Metan dan Hidrogen. Udara dikatakan “normal “ dan
dapat mendukung kehidupan manusia, apabila komposisinya seperti tersebut
diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas lain, apalagi yang menimbulkan
gangguan serta perubahan dari komposisi, maka dikatakan udara sudah tercemar.
Pencemaran
udara adalah adanya atau masuknya salah satu atau lebih zat pencemar
di
udara, dalam jumlah dan waktu tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan pada
manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya. (Undang-undang no 4 tahun
1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup).
A.
SULFUR DIOKSIDA
1.SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut
sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan
tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen
yang tidak reaktif, SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada
diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam
sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang
mengakibatkan kerusakan, seperti proses korosi dan proses kimiawi lainnya.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme
pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S
+ O2 < --------- > SO2
2
SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
SO3
di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah, Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera
bergabung membentuk asam sulfat (H2SO4 )
dengan reaksi sebagai berikut :
SO
SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen
yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di
atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini
menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.
Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi
oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan
distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan
alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan
SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan
tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
2. SUMBER DAN DISTRIBUSI
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di
atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua
pertiga hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga
bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano yang berasal dari
gunung berapi dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang
ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan
oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya
yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran
yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Pola
paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang
signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola
penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa hari
selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran terbatas,
masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk tempat
pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil
pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal, Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal, Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.
Secara umum, proses pembentukan gas
sulfur oksida hasil pembakaran bahan bakar fosil mengikuti mekanisme reaksi
sebagai berikut :
S + O2 SO2
2 SO2 + O2 2 SO3
Dari hasil pembakaran ini, jumlah SO2 selalu akan lebih
besar dari jumlah SO3, karena pembentukan SO3 sangat dipengaruhi oleh kondisi
reaksi seperti suhu dan jumlah O2, dan biasanya tidak lebih dari 10 %
jumlah pembentukan gas Sulfur oksida.
Meskipun pembakaran bahan bakar fosil
oleh manusia merupakan salah satu sumber emisi SO2 ke udara, namun
diperkirakan jumlah emisi ini hanya sepertiga dari total emisi SO2 yang
ada. Penyumbang terbesar dari polutan ini adalah berasal dari aktivitas alam
seperti dari letusan gunung berapi yang menghasilkan gas H2S.
Melalui proses oksidasi di udara, selanjutnya gas H2S ini berubah menjadi
gas SO2.
Selain sumber-sumber emisi dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil di atas, industri pengolahan hasil tambang, seperti Industri
peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOX. Hal
ini disebabkan karena elemen yang penting secara alami terdapat dalam bentuk
logam sulfida seperti tembaga (CuFeS2 dan Cu2S), Seng
(ZnS), merkuri (HgS), dan timbal (PbS). Di samping itu sulfur merupakan
kontaminan yang tidak dikehendaki dalam logam dan biasanya lebih mudah
menghilangkan sulfur dari permukaan logam yang kasar dibandingkan menghilangkannya
dari produk metal yang lain.
Beberapa reaksi yang terjadi pada proses peleburan logam adalah
sbb :
2 ZnS + 3 O2--------> 2 ZnO + 2 SO2
2 PbS + 3 O2 -------> 2 PbO + 2 SO2
Untuk produksi tembaga, penanganan CuS akan membentuk metal
melalui reaksi :
Cu2S + O2 --------> 2 Cu + SO2
.
3.
DAMPAK TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Pencemaran
SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman
terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm.Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia
adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi
tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada
beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2
dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan
penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan
SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh
terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :
Konsentrasi
( ppm )
|
Pengaruh
|
3-5
8-12
20
20
20
50-100
400-500
|
Jumlah
terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
Jumlah
terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan
iritasi mata
Jumlah
terkecil yang akan mengakibatkan batuk
Maksimum
yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak
singkat ( 30 menit )
Berbahaya
meskipun kontak secara singkat, dapat menimbulkan kematian
|
Sumber : Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi Pertama cetakan
pertama, 2002.(2)
Lebih jauh, gas SO2 ini telah menimbulkan hujan asam sebagai
hasil reaksi :
½ O2 + SO2 + H2O
--------> H2 SO4
yang
menghasilkan pH air hujan cenderung rendah ( pH < 7).
pH biasa air
hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara
lain:
- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Walaupun
konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun
bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja
terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih
lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan
gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun karena proses
fotosintesis menjadi terhambat.
Untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh gas SO2 sebagai hasil aktivitas manusia, perlu adanya upaya pencegahan secara terus menerus untuk menurunkan kadar emisi gas ini hingga pada kadar dibawah nilai ambang batas yang diijinkan. Salah satu upaya pencegahan ini dikenal sebagai pendekatan penerapan teknologi produksi bersih.
Untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh gas SO2 sebagai hasil aktivitas manusia, perlu adanya upaya pencegahan secara terus menerus untuk menurunkan kadar emisi gas ini hingga pada kadar dibawah nilai ambang batas yang diijinkan. Salah satu upaya pencegahan ini dikenal sebagai pendekatan penerapan teknologi produksi bersih.
4.
PENGENDALIAN
a. PENCEGAHAN
4.a.1.
Sumber Bergerak
a)
Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
b)
Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c)
Memasang filter pada knalpot
4.a.2.
Sumber Tidak Bergerak
a)
Memasang scruber pada cerobong asap.
b)
Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c)
Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
4.a.3
Bahan Baku
a)
Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
4
a.4 Manusia
Apabila
kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara dengan
rata-rata waktu Pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan,
dilakukan upaya-upaya :
a)
Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b)
Mengurangi aktifitas diluar rumah.
b. PENANGGULANGAN
1)
Memperbaiki alat yang rusak
2)
Penggantian saringan/filter
3)
Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan :
·
Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.
·
Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
·
Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar